Minggu, 30 Januari 2011

PR and Public Lie


He, who permits himself to tell a lie once, finds it much easier to do it a second and third time, till at length it becomes habitual.
(Thomas Jefferson)

            Kecenderungan belakangan ini adalah banyaknya tokoh masyarakat, politisi, pejabat, dan selebritas yang membohongi publik, memutarbalikkan, dan menutupi fakta. Praktik tidak terpuji tersebut telah memberikan dugaan bahwa “memutarbalikkan” fakta dengan dalih untuk menjaga reputasi sama dengan praktik/tujuan public relations. Padahal tidak. Memutarbalikkan kebohongan untuk menutupi apa yang sebenarnya terjadi sangat tidak etis dan tidak benar dilakukan dalam praktik public relations. Di dalam public relations, sekali Anda berbohong kepada publik, Anda tidak akan dipercaya lagi.
            Namun, memutarbalikkan fakta di dalam public relations berarti memutarbalikkan pesan untuk menciptakan persepsi yang diinginkan. Untuk itu, distorsi menciptakan kebingungan di masyarakat bahkan berbohong adalah sebuah trik yang diperlukan.
Media mencatat beberapa kasus yang dianggap memutarbalikkan fakta atau menutupi fakta-fakta yang ada.

1) DPR-melakukan-kebohongan-publik
Sumber: http://klikp21.com/politiknews/8955
Senin, 03 Mei 2010 15:57
JAKARTA - DPR dinilai telah melakukan kebohongan publik demi lancarnya proyek pembangunan gedung DPR senilai 1,8 triliun. Demi terjadinya transparansi dalam era demokrasi sebaiknya DPR membuka alasannya kepada publik.
Demikian pernyataan ini disampaikan Wakil Koordinator ICW Adnan Topan Husodo kepada wartawan di Jakarta, Senin(3/5/2010).
Menurut Topan awalnya DPR menyebutkan telah terjadi kemiringan gedung Nusantara 1 sebesar 7 derajat sebelum muncul anggaran sebesar 1,8 triliun untuk pembangunan rumah rakyat.
"Ini perlu diwaspadai kebohongan seperti ini. Jangan sampai ini dijadikan modus baru untuk mengerjakan proyek," katanya.
Topan mengatakan sebaiknya pembangunan gedung tersebut harus didasarkan argumentas yang kuat. Jika tidak sebaiknya pembangunan tersebut sebaiknya dibatalkan.

2) Deddy Corbuzier Lakukan Kebohongan Publik
Sumber: http://showbiz.vivanews.com/news/read/87329
Kamis, 3 September 2009, 02:50 WIB

Kepolisian Republik Indonesia menilai Master Deddy Corbuzier telah melakukan kebohongan publik, saat tampil di acara Ultah salah satu stasiun televisi swasta belum lama ini.
Demikian dikemukakan, Kepala Badan Intelijen Keamanan (Kabaintelkam) Polri Inspektur Jenderal Saleh Saaf di sela-sela acara buka puasa bersama Polri dengan Menteri Agama dan Tokoh Ulama di Mabes Polri, selasa malam, 2 September 2009. Menurut dia, latar belakang kebohongan yang dilakukan Deddy adalah tentang atraksinya pada saat dirinya ditembak dan kemudian menangkap peluru dengan mulut. "Pada saat atrksi Deddy mengklaim itu sudah ada ijin polisi, pistol, dan peluru beneran, padahal itu bohong," ujar Saleh.

Bahkan, Saleh menambahkan, Deddy mengarang cerita kalau yang membawa pistol itu adalah seorang anggota Polisi. "Padahal itu nggak benar, dia sama sekali bukan anggota kita, tapi anak buahnya sendiri," tuturnya. Dia menambahkan, kebohongan kalau orang itu bukan anggota Polri terbukti setelah Deddy dipanggil ke Mabes Polri Senin lalu, 31 Agustus 2009.

Selain itu, Saleh mengaku pistol yang diklaim Deddy adalah benar juga bohong, karena ternyata hanya replika. "Jadi, sulapnya bohong," kata dia. Kendati demikian, meski Master Mentalis tersebut telah melakuka pembohongan publik, dirinya tidak dijadikan sebagai tersangka oleh Mabes Polri. Alasannya, namanya juga sulap, penuh trik. "Ya, tapi triknya berbau bohong juga," ujar Saleh.

Sedangkan penyebutan institusi Polri dalam adegan kebohongan publik tersebut yang bisa terjadi pencemaran nama baik, menurut Saleh sudah mendapatkan maaf dari pihaknya. "Sebab, dia sudah minta maaf, ya sudah kita maafkan. Apalagi, ini kan bulan Puasa," tuturnya.

3)      Rekaman Ade-Ary
Polri Lakukan Kebohongan Publik
Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2010/08/12
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Kamis, 12 Agustus 2010 | 11:47 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Insitusi Kepolisian RI (Polri) dinilai telah melakukan kebohongan publik jika tidak bisa membuktikan di pengadilan adanya rekaman percakapan antara Ade Rahardja dan Ary Muladi, seperti pernah diungkapkan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR.
Hal itu disampaikan anggota Komisi III DPR Nasir Djamil, kepada Kompas.com, Kamis (12/8/2010). "Kalau Kapolri tidak berhasil menunjukkan bukti di pengadilan seperti pernah juga disampaikan pada raker Komisi III, itu kecelakaan besar di tubuh kepolisian. Polri telah melakukan pembohongan publik, jika benar bukti itu memang tidak ada," kata Nasir, anggota Fraksi PKS.
Tak hanya publik, DPR juga merasa dibohongi jika bukti itu tidak ada. "Karena Komisi III kan atas nama DPR. Kami sangat menyayangkan itu," ujar dia.
Keteledoran ini, menurutnya, bisa saja karena informasi yang diterima Kapolri dari bawahannya. Namun, jika tak ditindaklanjuti serius, persoalan ini sudah melunturkan kepercayaan publik terhadap profesionalisme dan kredibilitas Polri.
"Sangat bahaya bagi institusi kepolisian kalau tidak bisa membuktikan seperti yang disampaikan di Komisi III," tegasnya.
Oleh karena itu, dalam rapat kerja Komisi III dengan Polri setelah masa reses, Nasir mengatakan, pihaknya akan meminta klarifikasi Kapolri atas kebenaran pernyataannya.

4)      Ramaditya Lakukan Kebohongan Publik

Kamis, 19 Agustus 2010 | 12:01 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Eko Ramaditya Adikara, bloger tunanetra, membuat pengakuan mengejutkan. Ia mengaku telah melakukan kebohongan publik saat mengatakan bahwa dia menciptakan sejumlah musik untuk game Jepang.

Seorang Kompasianer, Syaifuddin Sayuti, menulis di Kompasiana, Kamis (19/8/2010), mengenai kebohongan Ramaditya sebagai komposer asli musik game Jepang, seperti Super Mario Galaxy, Xenogears, dan FF Orgins. Rama menyatakan bahwa tidak benar dia yang membuat semua komposisi musik itu. Ia hanya menamai kembali file komposisi musik itu sebagai hasil karyanya.



            Semua peristiwa di atas memiliki implikasi terhadap praktik public relations, dimana media massa mempunyai peran yang penting dalam membentuk opini publik. Seseorang maupun perusahaan tidak hanya harus peka, tetapi juga mempertimbangkan dengan baik perbuatan dan perkataannya yang mungkin akan berpengaruh di mata publik.
Yang diingat dari manusia adalah kata-katanya. Your word is your bond. Katakanlah yang benar walaupun itu pahit.
Berbohong kepada publik tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan melipatgandakan masalah. Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak akan percaya. Kejatuhan Presiden AS Richard Nixon pada Agustus 1974, disebabkan ia berbohong kepada publik dan berusaha menutupi skandal Watergate. Ini merupakan kesulitan public relations yang paling tinggi.
            Ada dilema yang terjadi dalam diri seorang public relations ketika kebenaran justru tidak menguntungkan diri dan perusahaannya. Yang perlu diingat adalah tidak setiap hal yang benar harus dikatakan, tetapi setiap yang kita katakan haruslah hal yang benar.
            Berbohong kepada publik, seperti juga dosa lainnya, selalu sulit dilakukan pada saat pertama. Ada rasa bersalah, ada gesekan nurani, tapi sekali Anda melakukannya, yang kedua selalu lebih mudah, yang ketiga menjadi kebiasaan, dan selanjutnya Anda akan profesional dalam berbohong. Thats the end of PR.
Tetapi, praktisi public relations berkembang dengan pesat. Dengan kerangka berpikir strategik, public relations telah menjelma menjadi bagian yang membentuk masyarakat modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar